Karya : Saras Ariyati Dewi
TEROR
“Panggilkan 119” teriak
seorang siswa perempuan yang melihat temannya tewas dari atap sekolah.Semua
siswa terkejut ketika melihat temannya tersebut dievakuasi kedalam mobil
ambulance.Kepolisian yang mendapat telepon dari sekolah langsung menuju ke TKP
dan meyelidiki apa yang terjadi.
”Apakah
ini pembunuhan sepertinya ada janggal?”sanggah Revan kepada Yiska.
“Aku
sangat mengenali atap sekolah ini dan seluruh ruangan disekolah ini”jawab Yiska
kepada Revan”.
Revan
dan Yiska adalah polisi dari Tim Penyelidik Kejahatan Unit 1.Revan ketua dari
unit 1 sudah mendapatkan banyak penghargaan karena dia pernah menyalamatkan
Negara waktu ada serangan hacker yang akan melumpuhkan sitem listrik
pusat.Berkat jasanya tersebut dia mendapatkan penghargaan dan dikenal banyak
orang.
Sesuatu
terlintas di pikiran Yiska.Dia lari dengan terburu-buru menuju atap sekolah.Dia
mengamati seluruh atap sekolah siapa tau ada barang bukti apa tanda-tanda tapi
tidak ada satupun hal yang mencurigakan diatap sekolah.
”Dari
banyak universitas kau memilih akademi kepolisian”kata seorang Kepala Sekolah.
”Ini
cita-citaku sejak kecil dan aku akan menjadi polisi yang bertanggung jawab jika
benar akan kelihatan benar jika salah maka harus mendapatkan hukuman yang
sepantasnya didapatkan”,jawab Yiska dengan tegas.
”Baiklah,lakukanlah
tugasmu dengan baik”,bilang Kepala Sekolah dengan tatapan yang penuh kebanggaan.
Ketika
Kepala Sekolah beranjak pergi meninggalkan atap sekolah Yiska memberhentikan
jalan Kepala sekolah.
”Ini
bukanlah bunuh diri tetapi pembunuhan”,kata Yiska.
”Apa
yang kau bilang pembunuhan bagaimana bisa siswa SMA Jeguk selalu ingin
mendapatkan yang pertama dan jika tidak mampu mereka akan depresi mungkin inilah
alasannya ada siswa yang bunuh diri setiap menjelang ujian akhir.
”Tetapi
ada yang janggal dalam kasus ini izinkan saya menyelidikinya,kata Yiska.
”Jalankan
tugasmu aku mempercayaimu,bilang Kepala Sekolah yang sambil berlalu meninggalkan
Yiska.
Yiska
adalah alumni dari SMA Jeguk dia selalu mendapat peringkatpertama,banyak orang
yang mengaguminya karena kecantikan dan kebaikannya.Tetapi hasil ujian akhirnya
dia mendapat peringkat kedua dan yang mendapatkan peringkat pertama adalah
teman akrabnya.Banyak mitos yang mengatakan SMA Jeguk sekolah bergengsi,bermutu
dan berkualitas tinggi yang selalu mengedepankan kurikulum ada siswa bunuh diri
dari atap karena frustasi menghadapi ujian akhir.Siswa SMA Jeguk berlomba-lomba
untuk mendapatka hasil yang terbaik dan siswa yang gagal harus dropout karena tidak ada istilah mengulang itulah yang
membuat siswa mengalami depresi, mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri diatap
sekolah.
Saat
Yiska menuruni tangga dia melihat seorang siswa perempuan yang rambutnya diikat
dengan pita warna coklat.Yiska berusaha mengikutinya tetepi dia kehilangan
jejak.Saat didepan ruang UKS Yiska bertemu dengan Revan yang nafasnya
terengah-engah.
”Kau
habis dari mana?”,tanya Yiska.
Revan
menceritakan semua apa yang dia lihat .
Disaat
Yiska pergi keatap sekolah,Revan berniat menyusul Yiska tapi di tengah tangga
dia bertemu dengan siswa bernama Sojihan.Dia sangat ketakutan dan badannya pun
bergemetar,tubuhnya mengeluarkan banyak keringat.
”Ada
apa denganmu,kenapa kau berada disini seharusnya kau berada dikelas bukan
ditangga?”,tanya Revan.
Sojihan
menangis sambil menunjukkan ponselnya kepada Revan.Revan sangat terkejut dia
membaca pesan yang berada diponsel yang dibawa Sojihan.
”Apakah
ini ponselmu?”,tanya Revan lagi.
”Tidak
… ii..ni..ponsel milik Kayla,jawab Sojihan dengan nada seperti orang yang
sedang ketakutan.
Sojihan
adalah teman sekamar Kayla ,saat Kayla bunuh diri dia pergi ke asrama.Sojihan
berniat mengajak Kayla pergi ke perpustakaan tetapi dia tidak melihat Kayla dan
menemukan ponsel diatas meja Kayla.Jihan membaca pesan yang berada diponsel
Kayla.Dia tak tau harus berbuat apa setelah membaca pesan itu karena semua
pesan yang berada diponsel Kayla berisi teror yang tidak diketahui siapa
pengirimnya.Kayla dikenal sebagai siswa yang tidak pandai tetapi dia selalu
aktif menjadi relawan.Revan membawa ponsel Kayla sebagai barang bukti untuk
diselidiki dan menyuruh Sojihan untuk kembali ke kelas dan tidak terlalu memikirkan
tentang hal ini karena kasus ini akan diproses dikepolisian.
Yiska
dan Revan akan kembali ke kepolisian untuk menyelidiki ponsel milik
Kayla.Tetapi saat Yiska dan Revan menuju ke depan sekolah di gerbang mereka
bertemu seorang guru.
“Bu
guru apa tidak bisa proses belajar diberhentikan untuk sementara,kata Yiska
kepada Bu Quinanta bidang kesiswaan.
”Apa
kamu sudah gila ujian akhir semakin dekat yang mereka perlukan saat ini hanya
belajar tidak ada lagi waktu untuk bermain-main,jawab Bu Quinanta yang sangat
menolak permintaan Yiska.
”Tapi
Bu,, jika masalah ini tidak segera diselesaikan akan ada korban lagi,kata Yiska
”Sudahlah
aku akan mengawasi mereka dengan baik dan mereka tak akan terganggu dengan
penyelidikan ini”.
Yiska
berpamitan dengan sedikit kekecewaan,karena dia takut jika ada korban lagi
karena teror tersebut.
Sesampainnya
dikepolisian Yiska dan Revan langsung menyelidiki ponsel milik Kayla.
”Diponsel
tersebut terdapat pesan bahwa Kayla harus pergi keatap sekolah untuk mengambil
kunci jawaban dan jika Kayla tidak mengambil kunci jawaban tersebut maka
sesuatu akan terjadi pada dirinya.Mungkin saat itu Kayla sangat ketakutan dan
dia memberanikan diri untuk pergi keatap sekolah.Dalam pesan tersebut juga
tertulis kalau Kayla harus pergi karena sang peneror memberikan alasan jika
Kayla datang mengambil kunci jawaban keatap dengan temannya maka yang mendapat
peringkat pertama bukan hanya Kayla saja ,tebak Revan saat menyelidiki ponsel
milik Kayla.
”Apakah
pelakunya sama ?”jawab Yiska kepada Revan.Saat mengatakan hal tersebut Yiska
mulai berfikir dan menceritakan masa lalunya disekolah Jeguk.
Dulu
saat Yiska melihat hasil Ujian akhir dia ikut senang karena teman akrabnya
yakni Natasya mendapat peringkat pertama.Natasya dia bukanlah gadis yang pandai
dan dia bukan berasal dari keluarga yang kaya.Saat Natasya masuk SMA Jeguk
ibunya lah yang mencari dana untuk sekolah Natasya,karena biaya sekolah Jeguk
tidaklah sedikit.Natasya bilang kepada Yiska “Andai saja aku dapat kunci
jawaban pasti aku akan jadi peringkat pertama”.Yiska menjawab gurauan
sahabatnya itu dengan sebuah senyuman lalu mengajak Natasya untu pergi
belajar.Detik-detik menjelang ujian akhir Natasya tidak pernah lengah belajar
dan pada akhirnya dia mendapat peringkat pertama,karena Natasya sangat kasihan
kepada ibunya yang membiayai sekolahnya.Tapi suatu hal terjadi pada Natasya dia
dibully,diejek,dan diasingkan sahabat-sahabatnya.Natasya dituduh mendapatkan
kunci jawaban.Natasya tidak kuat akan bullyan itu akhirnya dia mengakhiri hidupnya
melompat dari atap sekolah.Saat melihat Natasya yang sudah terbaring kaku
dengan lumuran darah Yiska sangat sedih karena sahabatnya tidak berkata sesuatu
yang salah,Natasya mendapat peringkat pertama bukan dari kunci jawaban tetapi
berkat kerja kerasnya.
Revan
yang mendengar cerita itu dia mulai menganalisanya.
”Apakah
ada imbalan untuk siswa yang mendapat peringkat pertama?’’ tanya Revan kepada
Yiska .
”Jika
ada siswa yang mendapat peringkat pertama maka dia akan dibebaskan dari biaya
universitas,dulu Natasya berjuang untuk beasiswa tapi semua perjuangannya
sia-sia akibat dibully,apakah Kayla mengalami hal yang sama,jawab Yiska.
”Sepertinya
tidak,kita lanjutkan besok saja disekolah dan kita cari tau siapa saja kandidat
yang akan mendapatkan beasiswa”bilang Revan sambil beranjak dari tempat
duduknya dan mengajak Yiska untuk segera pulang karena hari juga sudah larut
malam dan besok mereka berdua harus melanjutkan penyelidikan di SMA Jeguk.
Pagi
hari disekolah Revan dan Yiska langsung menuju ke kantor guru dan meminta data
siswa yang mendapat beasiswa kepada Bu Quinanta.Saat melihat data tersebut
Kayla ada dalam kandidat calon penerima beasiswa.
”Total
ada empat orang calon penerima beasiswa, Kayla bukanlah siswa yang pandai
tetapi dia aktif dalam kegiatan disekolah Kayla menjadi relawan di perpustakaan
dan UKS,”bilang Bu Quinanta.
”Tolong
panggilkan tiga siswa yang ada dalam data ini,”tegas Revan.Setelah ada
pengumuman ada dua orang siswa yang datang ke kantor guru.”Elisa Blesly
Gylenhal,Kintany Nasution,dimana Misba ?”tanya Bu Quinanta.
Elisa
dan Kintany menjawab tidak tau.
Yiska
dan Revan langsung bergegas menuju kelas Misba tetapi Misba tidak ada.Mereka
menuju ke asrama Misba saat berada dikamar Misba,Yiska menemukan pengikat
rambut berwarna coklat persis seperti milik siswa yang dikejar Yiska pada malam
itu.Ketika keluar dari asrama Misba,Yiska dan Revan bertemu Aurora teman
sekamar Misba lalu mereka bertanya keberadaan Misba tetapi Aurora tidak bertemu
Misba semenjak pagi tadi.Yiska dan Revan tidak menemukan hal yang mencurigakan
diasra Misba tetapi Yiska dan Revan mencurigai Misba karena Aurora bilang
kemarin malam Misba kembali kekamar pukul 23.00. Saat Kayla bunuh diri yaitu
pukul 22.30 .
“Saat
aku kembali ditangga aku melihat seorang siswa perempuan,apa itu Misba pengikat
rambut yang ada di kamar Misba persis seperti yang ku temukan dikamar
Misba,bilang Yiska.”Kita harus segera menemukan Misba,tegas Revan.Yiska dan
Revan mencari Misba keseluruh ruangan sekolah.Saat menuju lorong ada seorang
siswa yang berlari ketakutan ketika melihat Yiska dan Revan. Revan berlari
mengejar siswa tersebut tetapi siwa itu bersembunyi dibalik pintu Revan dan
Yiska berdiri disamping pintu.Siswa itu keluar dari balik pintu karena dia
berfikir bahwa Yiska dan Revan kehilangan jejaknya.Setelah siswa perempuan itu
berjalan Yiska dan Revan dari belakang menangkap siswa itu.Yiska terkejut
karena melihat tag nama siswa perempuan itu yakni Misba Aulia Hikari.
Misba
menangis lalu Yiska dan Revan membawa Misba untuk introgasi lebih lanjut di
kepolisian.Saat di tengah-tengah perjalan Misba melarikan diri di atap sekolah
lalu meloncat.Yiska dan Revan melihat ke arah bawah dan Misba sudah belumuran
darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar