Jumat, 13 November 2015

CERPEN (Cerita Pendek)



Karya : Saras Ariyati Dewi 

TEROR
            “Panggilkan 119” teriak seorang siswa perempuan yang melihat temannya tewas dari atap sekolah.Semua siswa terkejut ketika melihat temannya tersebut dievakuasi kedalam mobil ambulance.Kepolisian yang mendapat telepon dari sekolah langsung menuju ke TKP dan meyelidiki apa yang terjadi.
            ”Apakah ini pembunuhan sepertinya ada janggal?”sanggah Revan kepada Yiska.
            “Aku sangat mengenali atap sekolah ini dan seluruh ruangan disekolah ini”jawab Yiska kepada Revan”.
            Revan dan Yiska adalah polisi dari Tim Penyelidik Kejahatan Unit 1.Revan ketua dari unit 1 sudah mendapatkan banyak penghargaan karena dia pernah menyalamatkan Negara waktu ada serangan hacker yang akan melumpuhkan sitem listrik pusat.Berkat jasanya tersebut dia mendapatkan penghargaan dan dikenal banyak orang.
            Sesuatu terlintas di pikiran Yiska.Dia lari dengan terburu-buru menuju atap sekolah.Dia mengamati seluruh atap sekolah siapa tau ada barang bukti apa tanda-tanda tapi tidak ada satupun hal yang mencurigakan diatap sekolah.
            ”Dari banyak universitas kau memilih akademi kepolisian”kata seorang Kepala Sekolah.
            ”Ini cita-citaku sejak kecil dan aku akan menjadi polisi yang bertanggung jawab jika benar akan kelihatan benar jika salah maka harus mendapatkan hukuman yang sepantasnya didapatkan”,jawab Yiska dengan tegas.    
            ”Baiklah,lakukanlah tugasmu dengan baik”,bilang Kepala Sekolah dengan tatapan yang penuh kebanggaan.
            Ketika Kepala Sekolah beranjak pergi meninggalkan atap sekolah Yiska memberhentikan jalan Kepala sekolah.
            ”Ini bukanlah bunuh diri tetapi pembunuhan”,kata Yiska.
            ”Apa yang kau bilang pembunuhan bagaimana bisa siswa SMA Jeguk selalu ingin mendapatkan yang pertama dan jika tidak mampu mereka akan depresi mungkin inilah alasannya ada siswa yang bunuh diri setiap menjelang ujian akhir.
            ”Tetapi ada yang janggal dalam kasus ini izinkan saya menyelidikinya,kata Yiska.
            ”Jalankan tugasmu aku mempercayaimu,bilang Kepala Sekolah yang sambil berlalu meninggalkan Yiska.
            Yiska adalah alumni dari SMA Jeguk dia selalu mendapat peringkatpertama,banyak orang yang mengaguminya karena kecantikan dan kebaikannya.Tetapi hasil ujian akhirnya dia mendapat peringkat kedua dan yang mendapatkan peringkat pertama adalah teman akrabnya.Banyak mitos yang mengatakan SMA Jeguk sekolah bergengsi,bermutu dan berkualitas tinggi yang selalu mengedepankan kurikulum ada siswa bunuh diri dari atap karena frustasi menghadapi ujian akhir.Siswa SMA Jeguk berlomba-lomba untuk mendapatka hasil yang terbaik dan siswa yang gagal harus dropout karena  tidak ada istilah mengulang itulah yang membuat siswa mengalami depresi, mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri diatap sekolah.
            Saat Yiska menuruni tangga dia melihat seorang siswa perempuan yang rambutnya diikat dengan pita warna coklat.Yiska berusaha mengikutinya tetepi dia kehilangan jejak.Saat didepan ruang UKS Yiska bertemu dengan Revan yang nafasnya terengah-engah.
            ”Kau habis dari mana?”,tanya Yiska.
            Revan menceritakan semua apa yang dia lihat .
            Disaat Yiska pergi keatap sekolah,Revan berniat menyusul Yiska tapi di tengah tangga dia bertemu dengan siswa bernama Sojihan.Dia sangat ketakutan dan badannya pun bergemetar,tubuhnya mengeluarkan banyak keringat.
            ”Ada apa denganmu,kenapa kau berada disini seharusnya kau berada dikelas bukan ditangga?”,tanya Revan.
            Sojihan menangis sambil menunjukkan ponselnya kepada Revan.Revan sangat terkejut dia membaca pesan yang berada diponsel yang dibawa Sojihan.
            ”Apakah ini ponselmu?”,tanya Revan lagi.
            ”Tidak … ii..ni..ponsel milik Kayla,jawab Sojihan dengan nada seperti orang yang sedang ketakutan.
            Sojihan adalah teman sekamar Kayla ,saat Kayla bunuh diri dia pergi ke asrama.Sojihan berniat mengajak Kayla pergi ke perpustakaan tetapi dia tidak melihat Kayla dan menemukan ponsel diatas meja Kayla.Jihan membaca pesan yang berada diponsel Kayla.Dia tak tau harus berbuat apa setelah membaca pesan itu karena semua pesan yang berada diponsel Kayla berisi teror yang tidak diketahui siapa pengirimnya.Kayla dikenal sebagai siswa yang tidak pandai tetapi dia selalu aktif menjadi relawan.Revan membawa ponsel Kayla sebagai barang bukti untuk diselidiki dan menyuruh Sojihan untuk kembali ke kelas dan tidak terlalu memikirkan tentang hal ini karena kasus ini akan diproses dikepolisian.
            Yiska dan Revan akan kembali ke kepolisian untuk menyelidiki ponsel milik Kayla.Tetapi saat Yiska dan Revan menuju ke depan sekolah di gerbang mereka bertemu seorang guru.
            “Bu guru apa tidak bisa proses belajar diberhentikan untuk sementara,kata Yiska kepada Bu Quinanta bidang kesiswaan.
            ”Apa kamu sudah gila ujian akhir semakin dekat yang mereka perlukan saat ini hanya belajar tidak ada lagi waktu untuk bermain-main,jawab Bu Quinanta yang sangat menolak permintaan Yiska.
            ”Tapi Bu,, jika masalah ini tidak segera diselesaikan akan ada korban lagi,kata Yiska
            ”Sudahlah aku akan mengawasi mereka dengan baik dan mereka tak akan terganggu dengan penyelidikan ini”.
            Yiska berpamitan dengan sedikit kekecewaan,karena dia takut jika ada korban lagi karena teror tersebut.
            Sesampainnya dikepolisian Yiska dan Revan langsung menyelidiki ponsel milik Kayla.
            ”Diponsel tersebut terdapat pesan bahwa Kayla harus pergi keatap sekolah untuk mengambil kunci jawaban dan jika Kayla tidak mengambil kunci jawaban tersebut maka sesuatu akan terjadi pada dirinya.Mungkin saat itu Kayla sangat ketakutan dan dia memberanikan diri untuk pergi keatap sekolah.Dalam pesan tersebut juga tertulis kalau Kayla harus pergi karena sang peneror memberikan alasan jika Kayla datang mengambil kunci jawaban keatap dengan temannya maka yang mendapat peringkat pertama bukan hanya Kayla saja ,tebak Revan saat menyelidiki ponsel milik Kayla.
            ”Apakah pelakunya sama ?”jawab Yiska kepada Revan.Saat mengatakan hal tersebut Yiska mulai berfikir dan menceritakan masa lalunya disekolah Jeguk.
            Dulu saat Yiska melihat hasil Ujian akhir dia ikut senang karena teman akrabnya yakni Natasya mendapat peringkat pertama.Natasya dia bukanlah gadis yang pandai dan dia bukan berasal dari keluarga yang kaya.Saat Natasya masuk SMA Jeguk ibunya lah yang mencari dana untuk sekolah Natasya,karena biaya sekolah Jeguk tidaklah sedikit.Natasya bilang kepada Yiska “Andai saja aku dapat kunci jawaban pasti aku akan jadi peringkat pertama”.Yiska menjawab gurauan sahabatnya itu dengan sebuah senyuman lalu mengajak Natasya untu pergi belajar.Detik-detik menjelang ujian akhir Natasya tidak pernah lengah belajar dan pada akhirnya dia mendapat peringkat pertama,karena Natasya sangat kasihan kepada ibunya yang membiayai sekolahnya.Tapi suatu hal terjadi pada Natasya dia dibully,diejek,dan diasingkan sahabat-sahabatnya.Natasya dituduh mendapatkan kunci jawaban.Natasya tidak kuat akan bullyan itu akhirnya dia mengakhiri hidupnya melompat dari atap sekolah.Saat melihat Natasya yang sudah terbaring kaku dengan lumuran darah Yiska sangat sedih karena sahabatnya tidak berkata sesuatu yang salah,Natasya mendapat peringkat pertama bukan dari kunci jawaban tetapi berkat kerja kerasnya.
            Revan yang mendengar cerita itu dia mulai menganalisanya.
            ”Apakah ada imbalan untuk siswa yang mendapat peringkat pertama?’’ tanya Revan kepada Yiska .
            ”Jika ada siswa yang mendapat peringkat pertama maka dia akan dibebaskan dari biaya universitas,dulu Natasya berjuang untuk beasiswa tapi semua perjuangannya sia-sia akibat dibully,apakah Kayla mengalami hal yang sama,jawab Yiska.
            ”Sepertinya tidak,kita lanjutkan besok saja disekolah dan kita cari tau siapa saja kandidat yang akan mendapatkan beasiswa”bilang Revan sambil beranjak dari tempat duduknya dan mengajak Yiska untuk segera pulang karena hari juga sudah larut malam dan besok mereka berdua harus melanjutkan penyelidikan di SMA Jeguk.
            Pagi hari disekolah Revan dan Yiska langsung menuju ke kantor guru dan meminta data siswa yang mendapat beasiswa kepada Bu Quinanta.Saat melihat data tersebut Kayla ada dalam kandidat calon penerima beasiswa.
            ”Total ada empat orang calon penerima beasiswa, Kayla bukanlah siswa yang pandai tetapi dia aktif dalam kegiatan disekolah Kayla menjadi relawan di perpustakaan dan UKS,”bilang Bu Quinanta.
            ”Tolong panggilkan tiga siswa yang ada dalam data ini,”tegas Revan.Setelah ada pengumuman ada dua orang siswa yang datang ke kantor guru.”Elisa Blesly Gylenhal,Kintany Nasution,dimana Misba ?”tanya Bu Quinanta.
            Elisa dan Kintany menjawab tidak tau.
            Yiska dan Revan langsung bergegas menuju kelas Misba tetapi Misba tidak ada.Mereka menuju ke asrama Misba saat berada dikamar Misba,Yiska menemukan pengikat rambut berwarna coklat persis seperti milik siswa yang dikejar Yiska pada malam itu.Ketika keluar dari asrama Misba,Yiska dan Revan bertemu Aurora teman sekamar Misba lalu mereka bertanya keberadaan Misba tetapi Aurora tidak bertemu Misba semenjak pagi tadi.Yiska dan Revan tidak menemukan hal yang mencurigakan diasra Misba tetapi Yiska dan Revan mencurigai Misba karena Aurora bilang kemarin malam Misba kembali kekamar pukul 23.00. Saat Kayla bunuh diri yaitu pukul 22.30 .
            “Saat aku kembali ditangga aku melihat seorang siswa perempuan,apa itu Misba pengikat rambut yang ada di kamar Misba persis seperti yang ku temukan dikamar Misba,bilang Yiska.”Kita harus segera menemukan Misba,tegas Revan.Yiska dan Revan mencari Misba keseluruh ruangan sekolah.Saat menuju lorong ada seorang siswa yang berlari ketakutan ketika melihat Yiska dan Revan. Revan berlari mengejar siswa tersebut tetapi siwa itu bersembunyi dibalik pintu Revan dan Yiska berdiri disamping pintu.Siswa itu keluar dari balik pintu karena dia berfikir bahwa Yiska dan Revan kehilangan jejaknya.Setelah siswa perempuan itu berjalan Yiska dan Revan dari belakang menangkap siswa itu.Yiska terkejut karena melihat tag nama siswa perempuan itu yakni Misba Aulia Hikari.
            Misba menangis lalu Yiska dan Revan membawa Misba untuk introgasi lebih lanjut di kepolisian.Saat di tengah-tengah perjalan Misba melarikan diri di atap sekolah lalu meloncat.Yiska dan Revan melihat ke arah bawah dan Misba sudah belumuran darah.
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar